SEJARAH DESA
908
0
Pada mulanya Desa Kutamanggu hanya merupakan suatu kampung yang dipimpin oleh seorang Rurah bernama Pura. Kampung ini bernama Dukuh Asem yang menginduk ke Pemerintahan Desa Baribis. Di kampung ini ada sebuah pesantren yang dipimpin oleh seorang tokoh bernama Syekh Majaji. Pesantren ini mengembangkan ajaran agama Islam yang pada waktu itu santrinya cukup banyak dan sebagian besar berasal dari luar daerah. Lokasi Pesantren itu ada di sebelah selatan kampung yang daerahnya agak tinggi, dan adapun nama dari pesantren itu adalah Sindang Moyan. Sampai sekarang nama dan tempat tersebut masih ada namun sayangnya pesantrennya sudah tidak ada.
Pada waktu itu pesantren Sindang Moyang sangat terkenal, hingga pada suatu ketika dikunjungi oleh Tumenggung beserta para pengawalnya yang sengaja mampir karena ada keperluan pribadi, namun ternyata tumenggung tersebut adalah seorang Raja dari kerajaan Talaga Manggung yang hendak ke Cirebon sejak mengabdi kepada Sunan Gunung Jati. Raja tersebut mengutarakan kepentingan pribadinya kepada pemimpin pesantren bahwa kerajaan Talaga Manggung mengadakan sayembara sehubungan puteri sulungnya bernama Nyi Mas Simbar Kencana sakit keras, isi sayembara tersebut, bila ada yang bisa menyembuhkan puterinya jika laki-laki yang sebaya akan dijadikan suaminya.
Setelah mendengar penuturan raja, pimpinan pesantren memanggil salah seorang santrinya yang bernama Raden Sukmalaya, putra Demang Linggar Jati, Kuningan. Dia diperintahkan ke kerajaan Talaga Manggung untuk mengikuti sayembara tersebut. Namun ia meminta kepada raja agar keberangkatannya bersama-sama mengingat keadaaan masih gawat. Raja menyetujui kehendak Raden Sukmalaya dan akan menjemputnya sepulang dari Cirebon, namun Raden Sukmalaya meminta jaminan kepada raja takut raja berbohong, akhirnya raja menjaminkan Mahkota Tumenggung yang dipakainya diserahkan sebagai tanda jaminan kepercayaannya. Sepulangnya dari Cirebon Raja bersama Raden Sukmalaya memberikan kembali Mahkota Tumenggung kepada Raja. Setibanya di Talaga Manggung Raden Mas Sukmalaya langsung menemui putri yang sedang sakit dan mengobatinya, aneh bin ajaib hanya sekejap saja putri sudah sembuh dari sakitnya. Akhirnya Raden Sukmalaya dinikahkan dengan Nyi Mas Simbar Kencana.
Berselang beberapa hari, Raden Sukmalaya meminta izin kepada mertuanya untuk menemui gurunya yang berada di pesantren Sindang Moyan. Setibanya di pesantren, Raden Sukmalaya dan istrinya Nyi Mas Simbar Kencana, disambut gurunya dan para santri, juga hadir rurah sebagai ketua kampung Dukuh Asem. Saat itulah pimpinan pesantren dan ketua kampung berbincang-bincang mengingat penduduk Dukuh Asem semakin bertambah, maka diusulkan supaya dipisah dari pemerintahan Desa Baribis. Dan akhirnya kampung Dukuh Asem dirubah menjadi wilayah Desa dengan nama saat itu Desa Kutamanggung.
Nama Desa tersebut diambil dari kata Mahkota Tumenggung dan langsung ditunjuk sebagai pimpinan desa Kutamanggung yaitu Bapak Pura. Pembentukan desa Kutamanggung lengkap dengan batas-batasnya diantaranya :
- Sebelah Utara : Desa Karayunan
- Sebelah Timur : Desa Babakanmanjeti
- Sebelah Selatan : Kelurahan Simpeureum dan Kelurahan Cicenang
- Sebelah Barat : Desa Baribis
Hasil rempugan pada waktu itu bahwa nama desa akan dirubah. Dalam rempugan selanjutnya memutuskan bahwa nama Desa yang tadinya Kutamanggung diubah menjadi Kutamanggu hingga sekarang. Menurut buku catatan di Desa, pimpinan di Desa sudah menginjak kepada yang ke 28 di tahun 2023.
Demikian sejarah ringkas asal muasal nama Desa Kutamanggu yang kami dapat dari sesepuh Desa Kutamanggu yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.